Kamis, 23 September 2010

Berawal dari Bakpao, berakhir dengan Ciuman..

    Setelah shalat magrib, saya dan teman setia saya Erick agak terburu2 bersiap2 untuk menjemput teman baru kami yang berasal dari California USA yang baru saja tadi sore menginjakkan kaki di kota kecil saya, Tanjung selor. Mereka mengundang kami berdua erick untuk makan malam, setelah semua perbincangan kami tadi sore dan semua usaha kami membantu mereka untuk mendapatkan informasi, transportasi, dan akomodasi mengenai sebuah tempat wisata alam ditempat kami, yang mana memang hanya bule2 seperti mereka yang mempunyai rasa ketertarikan  super duper guede untuk berkunjung kesana.  Saya sendiri belum pernah kesana, nama tempat itu adalah pujungan, terletak di kecamatan pujungan, salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Bulungan, butuh waktu sehari semalam untuk sampai sana. Tempat wisata andalan mereka adalah giramnya, airterjun, dan hutan tropisnya(ngiler saya). Akses transportasi sangat sulit, tapi ada dan tentu saja...Muahal buanget..:'(, mungkin itu yang menahan saya untuk tidak ikut menemani mereka, betapa tidak transportasi pulang perginya saja saya harus merogoh kocek sebesar Rp.1.000.000,-, OMG mengalahkan tiket pesawat PP trkn-bppn yang baru saja saya pesan, Rp.560.000,-..sungguh jauh berbeda, andai saja akses kesana di fasilitasi oleh pemerintah, pasti semakin banyak saja orang2 seperti saya, yang suka petualangan tapi ga punya uang banyak bisa kesana (menengadahkan tangan, komat-kamit berdoa, amiin).

      Okeh, kita tinggalkan dulu sejenak mengenai Pujungan, mahalnya biaya, dan doa-doa saya diatas, kita langsung saja menjemput teman baru saya dipenginapan mereka. Kavin and lorent, mereka adalah pasangan penganten baru looh, baru saja menikah sehari sebelum mereka memutuskan untuk backpackeran (honeymoon ala bule kale ya?) ke indonesia. Sebelum kekota kami, mereka sudah berkunjung ke Bali(thanks god, there is western people said bali is Indonesia), jogjakarta, banjarmasin, dan balikpapan, meskipun menurut sayamereka hanya mampir ke toilet, yah bayangin aja, di Bali 4 malam, jogjakarta seharian aja ga nginap, langsung ke banjarmasin 3 hari, terbang lagi kebalikpapan untuk tidur doang, paginya cabut ke berau, dan langsung on the road(jalan darat naik mobil) lanjutin perjalan ke Tanjung selor, mereka benar2 membuat saya ngiler akut, aaagh. Baiklah, kita lanjutkan ceritanya, malam ini kami diundang makan malam, dan mereka ingin kami yang menentukan tempatnya (ya iyalah, emang mereka tau tempat makan disini?). Malam ini kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju lokasi yg akan kami jadikan tempat makan, meskipun sebenarnya dalam hati saya sempat ragu, apakah erick sanggup ya jalan kaki sampai kesana(haha, maafkan saya rick).

   Perjalanan kami dimulai, start dari penginapan tempat mereka tinggal, Hotel Assoy (nama yang dahsyat, cukup menarik minat pengunjung saya rasa, pasti pemilik hotelnya kreatif, hoho), seperti biasa erick selalu mengajak tamu2 mancanegara kami untuk melihat2 pasar malam Pujasera, yang kebetulan letaknya ga jauh dari hotel mereka, dan satu jalur menuju lokasi tempat makan kami nanti. Di pasar ini tersedia berbagai macam perlengkapan rumah tangga, mulai dari baju bayi sampai wajan, selain itu juga banyak rombong makanan disini(ini yg saya suka), salah satu rombong makanan yang saya suka adalah bakpao. Naaah, karena saya pengen banget makan bakpao ayam, dan kebetulan rombongnya kelihatan didepan mata, tanpa banyak tanya, saya langsung menawari Kavin dan Lorent untuk mencoba Bakpao. Alhamdulillah mereka mau, dan nampak antusias pengen mencoba (ga tau deh, antusias mencoba itu beda tipis ga sama "lapar"), saya langsung memesan bakpao ayam, Kavin memesan bakpao isi kelapa dan kacang tanah, dan erick? awalnya dia mencela saya, tapi akhirnya ia berbisik pelan, "aku yang ayam ya tik" heea, dasar!. Kavin and Lorent kali ini mencuri start, karena sedari td sore kami berdua erick saling bahu membahu mencari uang didompet untuk bayarin angkot, kali ini mereka ga mau kalo kami yang membayar bakpaonya. Akhirnya Kavin dengan cekatan mengeluarkan uang dari saku celana pendek berwarna coklat garis2 yang dikenakannya, ahahaha..saya dan erick hanya tersenyum simpul.

     Akhirnya, bakpao anget2 udah ada ditangan, Lorent yang sedari tadi berbicara dengan erick (saat saya dan Kavin sedang transfer bahasa ke penjual bakpao agar dia ngerti apa yang kami inginkan, dan juga agar Kavin ngerti apa yang si penjual katakan) tiba2 menghampiri saya dan Kavin, dia bertanya manja pada Kavin, Kira-kira isi percakapan mereka seperti ini(akan saya jabarin), dan perlu diperhatikan, pembicaraan mereka dilakukan hanya berjarak 2 jengkal dari tempat saya berdiri, dan kebetulan saya sedang berhadapan dengan mereka berdua.

Lorent      :  Honey, apakah kamu sudah membayar bakpaonya?
Kavin      :   ya tentu saja honey (sambil menunjukkan beberapa lembar uang, mungkin maksudnya                     ngebuktiin dengan berkurangnya jumlah uang ditangannya)
Lorent      :  ooh honey, u r so sweet..(berjinjit, dan majuin bibirnya ke arah kavin)
Kavin       :  sedikit menunduk, dan nempelin bibirnya ke bibir lorent
Saya         :  ga tau kenapa, mulut saya terbuka dikit, mata saya membesar, hidung saya ngembang, dan badan saya tetep diem, dalam waktu 2 detik saya lalu menutup mulut saya and said; "Ohmaigod".
Erick        :  Menelan ludah, balik kanan dan berusaha berakting dia ga kenal sama saya..
Bpk penjual bakpao:  diem sambil ngucek matanya, lalu kemudian pura2 ngitung duit.
masyarakat sekitar:  ada yng ngeliat, ada yang ga tau , yang ngeliat ga kedip2, yang ga tau..kasihan deh loo..;D

    Huuuft, setelah peristiwa yang ga nyampe 5 detik itu selesai dilaksanakan oleh mereka berdua, saya langsung buru2 mengajak mereka untuk angkat kaki dari situ, dalam perjalanan saya mengatakan pada mereka, kalau mereka tidak boleh melakukan itu disini, dengan penjelasan yg cukup singkat, untungnya mereka ga tersinggung dan malah meminta maaf. Yah bukannya apa sih yaa, tempat saya ini kota kecil, yang masih punya adat kebiasaan klo ketahuan berduaan bukan muhrim akan digiring pak RT untuk dinikahin, nah lo gawat kan? secara mereka sudah nikah, masa mau dinikahin lagi?yang benar saja laah, nah agar tidak memancing prasangka lebih baik semua itu dihindari..hehe.
Sepanjang perjalanan banyak banget hal yang saya obrolin dengan Lorent, dia orang yang sangat asik untuk diajak ngobrol, dan ternyata Lorent adalah blasteran amrik dan japan boo, tapi anehnya dia belum pernah kejepang..hahaha. Dan anehnya lagi, Indonesia adalah First Asia yang dikunjunginya, hehe saya jadi bangga, ternyata daya tarik indonesia cukup besar juga yaa, jepang aja lewaaat..jiaah, sombong.

   Sesampainya kami dilokasi (kami mengajak mereka ke warung tenda pinggir jalan , ada sekitar 12 stand makanan dan minuman tersedia disana), saya langsung memesankan mereka makanan, sesuai keinginan mereka, Sate ayam, nasi goreng, dan mie goreng, kami memakannya ala "family style" nya Kavin, mencoba satu persatu menu, jadi benar2 berasa banget kekeluargaannya, satu piring nasi goreng kami bagi empat, begitu juga dengan mi goreng dan satenya. Alhamdulillah, dengan es teh manis sebagai pelepas dahaga, makan malam saya kali ini sungguh nikmat. Makan malam kami isi dengan obrolan2 ringan, penuh canda, dan itu sangat menyenangkan. Takut kelupaan, saya mengingatkan erick untuk mengambil foto kami sebagai kenang2an, dan klick pret pret, saya punya beberapa gambar bersama mereka..i luv this. Makan malam yang menyenangkan, ditutup dengan bertukar alamat dan pelukan hangat dari Lorent. Saya dan erick berharap semoga besok Kavin and Lorent tidak mengalami kendala apapun dalam perjalanan menuju Pujungan amiin.

Malam ini ada kisah baru tentang teman, ada kesan bahagia karena bisa menolong org lain meskipun hanya berupa info, ada cerita dibalik enaknya bakpao, dan tentu saja ada tambahan teman baru di daftar facebook saya.;)

-EnD-

Sabtu, 18 September 2010

Antara rendang dan Sandwich

     Bagi teman-teman yang suka makan, atau bahkan makan adalah hobby utama, mmm rasanya ga mungkin deh ga pernah nyobain yang namanya Rendang atau Sandwich, kedua makanan ini sama2 enaknya, meskipun berangkat dari negara yang berbeda, cara pengolahannya berbeda, dan tingkat kerumitan pembuatannya jg beda(ceilee). Nah kebetulan hari ini saya dengan secara tumben2nya pagi2 udah nongkrong didapur nemenin si ibu masak2..ibu saya hari ini membuat sayuran untuk pasangan ketupat, berbagai macam bumbu dapur dijereng gembreng diatas meja makan, pisau, sendok, sutil, juga ditaruh gt aja diatas bawang putih, bawang merah, dan gerombolan bmbu2 lain. hadehh agak jengah awalnya saya melihat yang berantakan kaya gini, tapi si ibu anteng2 aja, sambil belaga sibuk di tempat cuci piring, ibu nyuruhin saya ini itu, 'kupas bawangnya nduk', saya cuma nurut dan memulai acara eksekusi sebuah bawang merah, Bismillah, saya pun memulai menguliti si bawang pelan2. Saya tahu setelah kupas bawang, masih banyak acara kupas2, potong2, aduk2, dan cuci2 yang harus saya lakukan, jadi sambil menguliti si bawang merah, saya selingi dengan melahap kue2 lebaran dan minum minuman dingin..euuh segerr(mau masak apa piknik ya?).

   Tanpa terasa acara kupas2, cuci2 udah saya lewati, sedari tadi saya mengerjakan tugas, saya ga ngerti si ibu mau masak apa untuk bumbu2 yang saya bersihkan ini, saya pun bertanya.."mau masak apalagi ni bu? tu sayurnya udah ibu rebus?", si ibu sambil ngudek sayur menjawab: "mau nyoba rendang nduk, enak to?"..saya hanya mengangguk2, lalu kemudian terhenyak n syok, whats? apa? rendang? yang benar saja...proses memasak rendang lumayan lama loo, udah gitu si ibu ini sebenernya ga pernah masak rendang..jiaaah. Tapi, sepertinya tekat ibu saya sangat kuat, dia dengan semangat menyuruh saya untuk memasukkan bumbu2 yang ada kedalam blender, serrr serrr, suara blender tua merk philip yang udah nemenin ibu didapur sejak saya masih SD itu bergetar2 hebat dan bergoyang2, hmm maklum udah tua.
Mungkin ini pertama kali bagi saya dan ibu memasak rendang, ternyataaaa si ibu tertarik setelah membaca salah satu resep yang ada di majalah Kartini..hadeehh, pantesan PD sekali kelihatannya.

    Karena ibu saya merasa hasilnya akan enak, si ibu langsung aja main tuang2 bumbu kewajan dan mulai panik saat bumbu yang seharusnya berwarna coklat tua malah berwarna kuning, tanpa tanya2 si ibu main tuang2 kecap manis, "biar warnanya jadi coklat nduk" kata ibu saya polos. Saya dengan sigap mengambil alih, "bu, ini diosreng sampai minyaknya keluar bu", saya mencoba memberi tahu si ibu dan mengambil alih jabatan aduk2 yang sebelumnya dipegang oleh ibu saya. Tanpa ragu saya terus mengaduk2 bumbu sampai terlihat minyak keluar dari bumbu, barulah saya masukkan daging sapi dan mengaduknya lagi sampai daging matang. Memang lama acara aduk2 ini untuk menghasilkan ren dang yang enak, dan trnyata perjuangan mengaduk saya berbuah manis..rendang saya uenaaakkk, ga kalah sama yang di warung padang sono(hahaha, lebaay). Oh rasanya bahagia sekali, hahaha...sangking bahagianya saya, saya ga mau berhenti memasak, tiba2 aja saya kepikiran membuat sandwich, dengan isi mayonaise dan nugget, hmm yummy pastinya..tanpa banyak cincong saya langsung mencari bahan2nya di toko terdekat dan mulai mengolah bahan2nya. Ga pake lama sandwich pun jadi, saya ga perlu nunggu komando ataupun bedug adzan apalagi empritan pak pemimpin upacar untuk makan nih sandwich, dengan mengucap bismillah si sandwich pun habis bles di mulut saya, alhamdulillah.

     Hehehe, hari ini emang penuh senyum bahagia, betapa tidak dalam sehari saya memasak 2 masakan yang alhamdulillah semuanya enak. Rendang ini rasanya menggoda dengan bumbunya yang khas(banyak dan pedas) dan sandwich dengan bumbu2 praktis, dan rasanya yang mmm, nyummy.
Saya suka keduanya, ingin rasanya berbagi resep dengan mon fi yang sedang berada nun jauh disana. hehehe.

-EnD-



    Tanp